17 March 2019

TASAWUF DALAM NARASI KEBENCIAN

Aksi-aksi terorisme itu terbentuk bukan dalam waktu yg pendek, butuh proses pembentukan dan pengembangannya.

Jika diibaratkan dengan pohon, maka :

- Akarnya adalah KEBODOHAN.
- Batangnya adalah KEBENCIAN.
- Rantingnya adalah PERBEDAAN.
- Daunnya adalah PEMBENARAN.
- Buahnya adalah PERMUSUHAN.

KEBODOHAN akan menutupi jika dipicu oleh KEBENCIAN, dan sebaliknya, jika ditanami Kasih Sayang, maka Kebodohan akan berubah jadi Tercerahkan (Hidayah).

Hasilnya bisa jadi dua macam ; Pertama, jika melihat PERBEDAAN dengan hati bersih dan kasih sayang, maka Perbedaan tersebut akan jadi Petunjuk bagi dirinya dan inilah yg disebut Rahmat. Kedua, jika melihat PERBEDAAN dengan hati kotor, penuh Kebencian dan merasa paling benar/beriman, maka Perbedaan tersebut akan memicu Pembenaran dalam dirinya, menguatkan syahwat Permusuhan, dan inilah yg disebut Thoghut.

"Thoghut itu bahasa Arab. Menurut Mufasirin artinya adalah 'tempat-tempat berhala'. Tetapi menurut istilah Arab artinya adalah 'Setiap ajakan kepada permusuhan, ajakan kepada pemberontakan, ajakan kepada ketidak-benaran, ajakan kepada ketidak-beresan adalah thoghut'. Jadi ketika kita mengajak kepada ketidak-benaran artinya sedang dipimpin oleh thoghut." (Abah Anom TQN Suryalaya)

Contoh dari PERBEDAAN yg dapat memicu PEMBENARAN (meski seagama) adalah seperti tuduhan di bawah ini (dari yg paling ringan sampai berat) :

"Dasar Ahli Bidengah..!"
"Dasar Kuburiyun...!"
"Liberal, Kapitalis..!"
"Dasar Syiah..!"
"Syiah bukan Islam..!"
"Dasar Munafik..!
"Dasar Kafir..!"

Dan akhirnya jadilah PERMUSUHAN, karena "darahnya jadi halal".. dalam ilusinya "jika beda dengan dirinya maka jadilah musuh, jadilah Kafir dan boleh dibunuh.."

Narasi Kebencian seperti di atas prosesnya butuh waktu lama, dan pupuk-pupuknya bisa bermacam-macam : apakah itu terkait agama dimana adanya dalil-dalil ayat suci yg salah ditafsirkan, isu "keunggulan" Ras, isu ketimpangan ekonomi, dsb.

Pupuk-pupuk ini yg membuat si Pohon Kebencian makin tumbuhkembang, lalu panen Permusuhan, sampai akhirnya berakibat Kerusakan, Kehancuran, Peperangan dan Pembunuhan.

Jadi gak lucu kan.. jika ada seorang Ustat yg mengecam Teroris NZ karena bunuh orang di mesjid tetapi dia biasa Takfiri ke kelompok lain sambil teriak "Kafiiir.. halal darahnya.." atau teriak rasis "osang-aseng.." Masa Pak Ustat ini gak sadar bahwa ia ikut mengajak jamaahnya untuk membenci, memperbesar Kebencian dan ikut menebar benih terorisme..?

Sama saja kan.. Teroris atas nama Agama menteror orang yg beda agama dengan Teroris atas nama Ras menteror orang yg beda ras..?

Dan tambah gak lucu.. saat di New Zealand dan Australia, para orang tua mengajak anak-anak mereka ke mesjid-mesjid, meletakkan bunga serta kartu turut belasungkawa, menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka sedang mengajari dan menumbuhkan nilai Kemanusiaan, bukan Kebencian. Dan sementara di sini, di Indonesia, anak-anak diajak nonton video pembantaian sambil bilang kalo umat muslim didzalimi.

اِرْحَمْ مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangimu." (HR. ath-Thabrani)

Semoga..
#ombad #tasawuf #dalam