"Jubah" dan "Sorban" putih itu merupakan simbol pakaian Ruh bagi Hamba-hamba Allah yg terpilih. Batin-batin mereka telah diterima wushulnya oleh Allah SWT, dan kemudian thiflul ma'ani nya dipakaikan qiswah (pakaian) serta kepalanya "ditutup" supaya yg lebih "memancar" keluar adalah qalbunya.
Lewat Pancaran qalbunya ini, akan terlihatlah keseluruhan anggota badannya, lisan maupun perbuatannya adalah Akhlaq. Akhlaqul Karim sebagai refleksi dari Qalbun Salim. Para ulama salaf sering menyebutnya sebagai para Ahli Sunnah dan jg Ulama (rashikin). Dan dalam agama, mereka dikelompokkan sebagai Awliya, para Wali Allah.
Rasulullah SAW pun sangat mencintai mereka dengan mengatakan bahwa mereka adalah Pewarisnya (secara lahir dan batin), dan jg Pewaris para Nabi yg lainnya.
Tapi kadang, saat ini simbol batiniah tersebut sudah kehilangan kesakralannya karena siapapun dengan kondisi batin yg bagaimanapun bisa memakainya di tubuh fisiknya. Dan akhirnya, Jubah putih dan Sorban pun jadilah sebuah Atribut.
Jeleknya, atribut Jubah dan Sorban ini bisa "menjebak" sebagian umat yg awam, sehingga mereka mudah larut dengan simbol pakaian, pengkultusan, bahkan menghilangkan akal sehatnya.
Banyak yg ber-atribut seperti itu untuk kepentingan dirinya (secara duniawi), sehingga sepak terjangnya malah menyeret umat ke dalam jurang perpecahan, membuat ribut, serta mengajak umat awam mengobarkan kebencian dan permusuhan. Sesuatu hal yg berbanding terbalik dengan visi dan akhlaq Rasulullah SAW.
Dan ternyata, banyak yg mendahulukan atribut lahiriyahnya daripada substansi dan batinnya.
Mudah²an kita diberikan kejernihan qalbu untuk bisa memilah mana yg sudah diberi qiswah oleh Allah, dan mana yg sebatas atribut lahiriyahnya.
Semoga...
#ombad #tasawuf